Selasa, 19 November 2013

Masa Putih Abu-Abu

SWEET MEMORIAL
Lambat waktu kita akan berpisahh
Tidak akan ada lagi canda dan tawa
dari smua lantai klas dinding kelas meja dan bangku tdk akn kita temui lagi nntinya

Pada saat pagi tidak akan ada lagi suasana Apel pagi

Pemeriksaan atribut yang tidak lngkap d'hukum seakan -akn telah membudaya

Terlambat ksekolah hingga kena rotan Santigi yg keramat

Waktu dibarisan ribut sana sini sprti pasar yg membuat guru kita marahh

Gunting rmbut masall(budaya)

Pada saat belajar brharap tdk ada kdatangan guru k'kelas biar bisa santai

Doa utama ialah agar tidak belajar biar bisa kmpul breng teman

Ketika wktu istrht mnjelang semuanya brkumpul sesuai klompoknya yaitu kebiasaan lama berkumpul pasti ujung"x b'karlota akn org pdhl tmn sndiri d'karlotaa akan juga(heran deh,macam tdk ada guna baku teman)

Ada masa-masa sedihhh haruuuu senangg gmbiraaa dilewati pada saat masa-masa PUTIH ABU-ABU


Pada saat siang hari mnjelang pulanggg menunggu detik"Bell berbunyi yg brtanda pulangggg dgn hati yang sngat gmbira walaupun brpanas"ann pada saat apel

Semuanya tidak lama lagi akan kita lewati Canda tawa haru sukar dan sedihhh semuanya tdk lama lagi akan kita lwati bersama-sama

Smuanya akan kita lwati saat cerita salin berbagi tidak akn lgi kita rasakan..
waktu cepat berlalu, prasaan bru kmarin kita berkenalan...
skarang sdah tidak lama lagi kita akan berpisah dan akn meningglkn sragam PUTIH ABU-ABU ini

Tetapi canda tawa kita cerita kita akan tetapp kekal abadi dalam sebuah cerita yang tersimpan d'setiap memori kita dan akan mnjadi memorial yg indah dan akan d'kenang spanjang masa


Biarlah kisah ini mnjadi sebuah cerita buat kita pribdi bahwa masa-masa PUTIH ABU-ABU sngat brmkna buat kitaaaa!!

Senin, 18 November 2013

"Deja Vu"

Pernahkah kamu mengalami perasaan pernah melakukan kegiatan yang sama persis sebelumnya? Merasakan sebuah kondisi yang sama perisis sebelumnya? Melihat dan mendengar hal yang sama sebelumnya? Hal ini memang terkadang sangat membingungkan karena pada saat itu pula kita tidak mampu mengingat kapan dan dimana pernah melakukan kegiatan tersebut. Hal tersebut seolah-olah ada dalam mimpi namun kenapa bisa benar-benar terjadi. Inilah misteri yang biasa disebut orang dengan Dejavu.

Berdasarkan penelitian, 70% manusia di bumi pernah merasakan déjà vu. Jadi, fenomena psikologis tersebut adalah hal yang sangat wajar dan bukan merupakan suatu kutukan atau karma sebagaimana banyak dipercayai orang. Déjà vu berasal dari bahasa Prancis yang artinya "pernah lihat". Maksudnya, mengalami sesuatu pengalaman yang dirasakan pernah dialami sebelumnya. Di Yunani, fenomena ini disebut dengan paramnesia yang merupakan gabungan kata para artinya adalah "sejajar" dan mnimi artinya "ingatan".

Kenapa déjà vu bisa terjadi?

Pertanyaan yang mundul kemudian adalah mengapa déjà vu bisa terjadi? Jangan dulu berpikiran bahwa ini adalah fenomena alam yang tidak mampu dijelaskan secara ilmiah karena para ilmuan telah menemukan jawaban akan fenomena yang ada dalam alam pikiran manusia tersebut. Déjà vu terjadi karena adanya gelombang yang diantarkan ke dalam otak. Gelombang tersebut tercipta setiap tindakan yang dilakukan oleh manusia. Gelombang ini lalu diterjemahkan ke dalam bentuk impuls listrik lalu dikirim ke otak dan dibaca. Tapi ada kalanya otak kita memiliki sensitivitas tinggi sehingga gelombang yang dibaca berupa amplitudo dan frekuensi tertentu tergantung dari kualitas otak kita.

Contoh sederhananya suatu waktu kita dalam hati mendendangkan sebuah lagu. Lalu kita menyalakan radio dan di radio sedang dimainkan lagu yang sedang kita pikirkan tadi. Langsung kita berpikir “déjà vu”. Padahal, ini menunjukkan bahwa gelombang radio yang dikirim oleh stasiun pemancar, selain diterima oleh radio kita, juga dibaca oleh otak kita karena sifat otak kita yang super sensitive dalam menerima gelombang listrik itu tadi.Ada lagi teori lain yang menjelaskan bahwa deja vu terjadi ketika sensasi optik yang diterima oleh sebelah mata sampai ke otak (dan dipersepsikan) lebih dulu daripada sensasi yang sama yang diterima oleh sebelah mata yang lain, sehingga menimbulkan perasaan familiar pada sesuatu yang sebenarnya baru pertama kali dilihat. Teori yang dikenal dengan nama “optical pathway delay” ini dipatahkan ketika pada bulan Desember tahun lalu ditemukan bahwa orang butapun bisa mengalami deja vu melalui indra penciuman, pendengaran, dan perabaannya.

Déjà vu dipengaruhi usia

Ada pula yang beranggapan bahwa déjà vu ini adalah sebuah penyakit dalam ingatan sehingga semakin tua umur seseorang maka akan semakin sering pula terjadi déjà vu. Seorang ilmuwan asal Jepang dan juga merupakan seorang neuroscientist MIT , Susumu Tonegawa, melakukan eksperimen terkait fenomena ini pada tikus dengan membandingkan ingatan pribadi (episodik) dengan ingatan baru yang tercatat dalam dentate gyrus. Ia menemukan bahwa tikus yang dentate gyrus-nya tidak berfungsi normal kemudian mengalami kesulitan dalam membedakan dua situasi yang serupa tapi tak sama. Hal ini, tambahnya, dapat menjelaskan mengapa pengalaman akan deja vu meningkat seiring bertambahnya usia atau munculnya penyakit-penyakit degeneratif seperti Alzheimer. Kehilangan atau rusaknya sel-sel pada dentate gyrus akibat kedua hal tersebut membuat kita sulit menentukan apakah sesuatu ‘baru’ atau ‘lama’.

Macam-macam déjà vu

Déjà vu juga terjadi dalam berbagai bentuk ada yang hanya bisa mengingat secara samara-samar, ada yang hanya mengingat lokasi kejadian, dan ada pula yang mengingat hal-hal yang sangat mendetail. Secara garis besar, déjà vu terdiri dari empat jenis yakni:

1. Déjà Vu

Déjà vu jenis ini yang paling banyak terjadi dimana kita pernah merasakan suatu kondisi yang sama sebelumnya dan yakin pernah terjadi di masa yang lampau dan berulang kali. Sering kali pada saat itu individu akan diikuti oleh perasaan takut, rasa familiar yang kuat, dan merasa aneh.

2. Déjà Vécu

Perasaan yang terjadi pada Deja Vecu lebih kuat daripada déjà vu. Deja vecu seseorang akan merasa pernah berada dalam suatu kondisi sebelumnya dengan ingatan yang lebih detail seperti ingat akan suara ataupun bau.

3. Déjà Senti

Déjà Senti adalah fenomena “pernah merasakan” sesuatu. Suatu ketika kamu pernah merasakan sesuatu dan berkata “Oh iya saya ingat!” atau “Oh iya saya tahu!” namun satu dua menit kemudian sadar bahwa sebenarnya kamu tidak pernah berbicara apa pun.

4. Jamais Vu

Jamais Vu (tidak pernah melihat/mengalami) adalah kebalikan dari déjà vu. Kalau déjà vu mengingat hal-hal yang sebenarnya belum pernah dilakukan sebelumnya, Jamais Vu lain lagi. Tipe déjà vu semacam ini justru tiba-tiba kehilangan memorinya dalam mengingat sesuatu hal yang pernah terjadi dalam diri. Hal ini bisa terjadi karena kelelahan otak.

5. Déjà Visité

Déjà vu tipe ini lebih menitikberatkan pada ingatan seseorang akan sebuah tempat yang belum pernah ia datangai sebelumnya tapi merasa pernah merasa berada pada lokasi yang sama. Déjà Visité berkaitan dengan tempat atau geografi.
http://t2.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcRsXPsYXKeXz8nmjKzQ1KPZFI8bxnT1lc1xaM7PcG53VjRXXj-EZQ

ga tau :P

masih awal sihh 
hehe
rasanya kaya punya pacar baruu
yahh, semoga saja betahh :D